Dibalik Senyuman
“tok… tok… tok…”
“Santi sayang bangun, sudah pagi.” Kata ibu
sambil membuka pintu kamar Santi. Karena suara ibu yang terdengar cukup keras,
Santi langsung terbangun dan beranjak dari ranjangnya lalu bergegas untuk mandi
Ayah, ibu dan kedua kakak Santi sudah menunggu
untuk sarapan di meja makan. Menu sarapan kali ini seperti biasa, roti, susu
dan pisang sebagai tambahannya. Melihat menu sarapan pagi yang selalu sama,
Santi protes pada ibunya. “ Ibu, kenapa setiap pagi kita makan seperti ini
terus sih? Apa nggak ada makanan lain?”. Ayah dan kadua kakak Santi masih
menikmati sarapan mereka.
“Setiap pagi bukannya kamu juga makan ini, kamu
bosan?” Tanya ibu sambil tersenyum. Santi diam saja dan melanjutkan sarapannya.
Sepulang sekolah, Santi pergi ke pesta ulang
tahun Cika. Acaranya pun dimulai, pesta ulang tahun Cika terlihat sangat
meriah. Mama Cika memberikan hadiah special untuk Cika.
Sepulang dari pesta ulang tahun Cika, Santi bercerita pada ibunya
sewaktu dia di pesta Cika dan Santi ingin ibunya bisa memberikan hadiah seperti
mamanya Cika. Ibu hanya tersenyum mendengarnya.
Pagi hari seperti biasa, ibu membangunkan
Santi. Ibu ingin membuat menu sarapan yang berbeda dari biasanya. Semua keluarga Santi sudah
berada dimeja makan. Ketika keluarga Santi sedang menikmati menu sarapan yang
berbeda dari biasanya, Santi keluar dari kamarnya. Dan diajaknya Santi oleh Ibu untuk makan bersama, “Sayang, ini ibu buatkan menu baru biar kamu
nggak bosen.”
Tiba-tiba Santi berkata “Santi makan di sekolah
aja bu, Santi keburu-buru” Dan akhirnya Santi berangkat ke sekolah tanpa
sarapan terlebih dahulu.
Sesampainya di sekolah, Santi teringat bahwa
dia tidak membawa PR matematikanya. Santi langsung menelepon ibunya untuk
mengantarkan PRnya.
Sesampai di rumah, Santi marah pada ibunya
karena terlambat mengantarkan PRnya. Ibu berusaha merayu Santi agar tidak marah
lagi.
Dihari ulang tahun Santi, semua orang di rumah, tengah sibuk menyiapkan
pesta ulang tahun untuk Santi. Tapi tiba-tiba ibu jatuh sakit dan harus segera
dilarikan ke rumah sakit. Ibu belum sadar, semua keluarga khawatir dengan
keadaan ibu yang lemah seperti ini. Pada akhirnya pesta ulang tahun Santi
dibatalkan, Santi merasa sangat kecewa. Ketika ibu sudah sadarkan diri, Santi
marah pada ibu tetapi ibu masih saja tersenyum menghadapi tingkah laku Santi.
“Santi sayang, selamat ulang tahun ya maafkan ibu jika ibu tidak bisa menjadi
ibu yang Santi inginkan. Ibu tidak bisa menjadi seperti orang tua Cika, jika
ibu pergi maafkan ibu ya Santi” ibu meneteskan air mata dan masih mencoba untuk tetap tersenyum.
Mendengar perkataan ibu, Santi ikut meneteskan airmatanya dan terbukalah
mata Santi bahwa selama ini apa yang dia lakukan pada ibunya itu salah. Santi
memutuskan untuk keluar dari ruangan ibu. Di depan ruangan ibu, Santi menangis
dan menyesali perbuatannya.
“ibu maafkan Santi, Santi sangat menyesal dengan perbuatan Santi yang
selalu menuntut dan menyalahkan ibu. Santi minta maaaf bu, Santi janji akan
berubah.”
Ternyata ibu dari dulu sudah terserang penyakit
yang berbahaya namun ibu tidak pernah mengeluh dan tidak
pernah menceritakan kepada keluargannya.
Santi menemani ibu yang sedang dirawat di rumah sakit. Santi tertidur di tempat
duduknya dengan posisi kepala diletakkan di tempat tidur ibu. Ketika Santi terbangun,
ibu menggenggam tangan Santi dengan tangan yang telah dingin dan kaku. Ibu
telah meninggalkan Santi untuk selama lamanya. Santi menangis dan memeluk ibunya.
Oleh: Yulita Herliyani
Editor : Apriliana F Rianti